Berjalan ke Alam: Cara Menjaga Diri Sambil Menjaga Alam - Hijaubiru

Senin, 15 September 2025

Berjalan ke Alam: Cara Menjaga Diri Sambil Menjaga Alam

 


Apa yang bisa dilakukan ketika penat melanda dan rasa ingin rehat dari rutinitas makin menguat? Berjalan-jalan ke alam bisa jadi salah satu opsi. Udara yang bersih, lingkungan yang asri, ritme yang lebih santai. Dijamin pikiran jadi lebih fresh!

 

Banyak penyebab mengapa alam pegunungan atau pesisir mampu menenangkan pikiran. Pemandangan yang hijau menjadi sarana cuci mata bagi kita yang tiap hari sering memelototi layar HP atau komputer. Suara alam yang tenang beda banget dengan bising kendaraan yang tiap hari didengar. Belum lagi udaranya yang bersih dan segar, sejuk banget di kulit pun ketika dihirup masuk ke paru-paru.

 

Berjalan-jalan ke alam jadi salah satu kebiasaan yang saya lakukan bila suntuk sudah di pucuk ubun-ubun. Kalau otak sudah nggak bisa berpikir, inspirasi macet sehingga menulis pun tak bisa, dan hidup serasa amburadul sampai butuh di-restart, nah, itu tandanya saya lagi butuh rehat sejenak ke alam. Biasanya kalau sudah jalan-jalan, badan akan terasa lebih rileks dan pikiran lebih jernih. Ketika kembali ke rumah atau bekerja, rasanya jadi lebih semangat dan nggak loyo seperti sebelumnya. Jadi lebih produktif, deh!

 

Sepertinya efek dari kebiasaan ini nggak hanya berlaku di saya, tapi juga teman-teman. Dewasa ini ternyata kegiatan ini pun jadi semacam solusi untuk kembali ke alam (back to nature atau healing) di tengah kehidupan modern yang penuh polusi dan paparan gawai. Bahkan sepertinya cukup ngetren juga belakangan ini.

 

 

Jalan-jalannya bisa agak jauh atau dekat. Kalau punya waktu lebih bisa banget pergi ke gunung, pantai, atau pedesaan. Kalau waktunya terbatas kita bisa kunjungi tempat-tempat yang dekat seperti taman kota atau area sekitar yang masih hijau atau rindang. Jauh atau pun dekat, alam selalu ada di sekitar kita.

 


Manfaat

Berjalan-jalan ke alam nggak hanya bermanfaat untuk ketenangan pikiran saja, tapi juga berdampak positif bagi tubuh kita. Apa saja manfaatnya?

 

1. Menyehatkan badan atau fisik

Lingkungan yang lebih bersih dan segar akan menyehatkan badan kita. Udara yang bersih membuat pernapasan lebih sehat karena udara yang masuk ke paru-paru tidak tercemar asap polusi. Lingkungan yang memiliki lebih banyak pohon pun akan menghasilkan lebih banyak oksigen untuk dihirup, plus menurunkan suhu lingkungan. Hawa yang sejuk terbukti menurunkan risiko terjadinya penyakit.

 

Suka atau pernah baca/nonton novel atau film yang ber-setting abad 19 atau awal abad 20? Dalam cerita-cerita itu sering disebutkan bahwa salah satu resep dokter yang ampuh untuk tokoh yang sedang dalam pemulihan dari sakit adalah dengan beristirahat di pedesaan. Di zaman sekarang ternyata saran tersebut terbukti memberi dampak positif bagi kesehatan tubuh.

 

2. Menenangkan pikiran dan mengurangi stres

Suasana alam yang tenang membuat syaraf-syaraf kita jadi lebih santai sehingga bisa mengurangi mood atau suasana hati yang buruk, bahkan bisa mengurangi gangguan kecemasan. Akhirnya hati pun lebih damai dan secara psikologis mental kita menjadi lebih baik.

 

3. Memberi inspirasi atau hal baru

Berjalan ke alam berarti melihat dan merasakan sesuatu yang tidak setiap hari kita lihat atau alami. Pengalaman ini bisa menambah perspektif baru untuk kita. Pun jika itu bukan sesuatu yang pertama kali kita lihat atau rasa, mengalaminya lagi bisa menjadi sumber inspirasi sehingga meningkatkan kreativitas diri.

 

Ketika main ke alam, kadang saya teringat hal-hal yang sebelumnya sama sekali saya lupakan. Di kesempatan lainnya sering pula saya menemukan hal-hal baru. Misalnya memori bermain air sungai waktu kecil atau baru mengetahui bahwa sebuah tumbuhan yang saya kira tak berguna ternyata justru dimanfaatkan warga untuk membuat kerajinan atau hidangan. Perspektif-perspektif seperti ini menjadi semacam makanan otak yang kemudian memicu timbulnya inspirasi untuk saya goreskan dalam tulisan atau diabadikan melalui bidikan lensa. Berjalan ke alam memang eye-opening banget, baik bagi mata atau pikiran.

 

4. Melatih kepekaan

Manusia di zaman modern umumnya sudah menerima banyak stimulus ‘ramai’ dari lingkungan yang bising atau paparan gawai. Berjalan ke alam yang lebih sunyi membuat kita merasakan kembali hal-hal kecil yang sering terlewatkan. Sesederhana merasakan buncahnya kebahagiaan ketika bermain air di sungai. Padahal, tiap hari kita juga ‘bertemu’ air, kan, karena setiap hari pasti mandi. Namun sensasinya beda.

 

Untuk anak kecil, melatih kepekaan ini penting karena akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya nanti. Anak-anak yang peka terhadap lingkungan akan tumbuh lebih baik karena biasa merespons stimulus. Secara mental pun perkembangannya lebih baik karena bisa memproses perasaan dengan lebih halus.

 

5. Bonding time untuk keluarga

Berjalan bersama-sama di alam mampu meningkatkan kedekatan. Iya, sesederhana berjalan secara harfiah tanpa kegiatan tambahan. Kalau ditambah kegiatan outdoor lain seperti mengamati burung/serangga, bermain air, dsb, bisa juga. Namun cukup berjalan dan merasakan (mungkin sambil ngobrol juga) sudah bisa merekatkan kedekatan. Nggak harus dengan keluarga atau anak, dengan teman, sahabat, atau pasangan juga bisa. Semacam quality time bareng gitu.

 

 

Kembali ke alam atau back-to-nature menjadi salah satu slogan bahkan gaya hidup yang idealnya lebih sehat. Ketika fisik dan mental kita lebih sehat, hidup kita akan menjadi realtif lebih damai dan bahagia sehingga tidak mengganggu produktivitas diri. Ternyata semodern apa pun manusia, ia tetap butuh terhubung langsung dengan alam.

 

Kecenderungan manusia untuk selalu terhubung dengan alam ini punya istilah unik yaitu biofilia. Biofilia menyoroti perilaku manusia yang tetap mencari lingkungan yang alami atau asri untuk membantu mencari ketenangan dan kebahagiaan dalam diri. Perilaku ini sudah seperti insting yang tertanam jauh dalam diri manusia. Konon katanya insting ini terbentuk dulu sekali saat manusia masih primitif dan hidupnya sangat tergantung pada alam secara langsung. Sifat ini akhirnya diturunkan sampai sekarang.


Sayangnya kegiatan kembali ke alam terkadang tidak dibarengi dengan penjagaan alam. Timbul berbagai permasalahan baru yang mengancam kelestarian alam itu sendiri. Wisatanya pergi ke alam, tapi kemudian justru meninggalkan sampah atau bahkan melakukan hal yang merusak lingkungan. Nah, supaya perjalanan kita tidak seperti itu, ada beberapa langkah sederhana yang dapat dibiasakan, baik oleh orang dewasa atau anak kecil, supaya lingkungan tetap bersih lestari.

 

 

Hal-Hal yang Perlu Disiapkan

Idealnya, kita pergi ke alam untuk menjaga kebugaran diri, untuk menyegarkan tubuh dan pikiran. Namun kita juga perlu menjaga alam yang kita kunjungi agar tetap bersih dan lestari. Semacam saling jaga antara kita dengan alam. Alam jaga kita, kita juga jaga alam.

 

Ada cara-cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan diri dan alam/lingkungan. Ada barang-barang yang perlu disiapkan untuk mendukung itu. Apa saja?


 

1. Kenali medannya, kenali kegiatannya

Cara ini dilakukan untuk menjaga diri kita dan rombongan selama ada di lingkungan outdoor. Kita harus mengenali lokasi atau medannya terlebih dahulu untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal di luar rencana. Apalagi jika kita membawa anak kecil.

 

Misalnya jika berkegiatan di sungai. Kita harus tahu mana sungai yang aman atau dangkal dan mana bagian yang dalam. Anak kecil harus diberi tahu supaya aman. Untuk menjaga lingkungan mungkin bisa ditambah dengan tidak membawa barang atau mainan yang berpotensi menjadi sampah di badan air.

 

2. Membawa botol air minum

Melakukan kegiatan outdoor tentunya butuh minum yang banyak agar tidak lemas atau dehidrasi. Oleh karena itu, bawalah air putih! Akan lebih baik lagi bila membawa botol air sendiri, bukan minuman atau air minum dalam kemasan. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi sampah botol/sampah plastik yang jumlahnya makin tinggi dari tahun ke tahun. Dengan bawa botol minum sendiri, ketika minuman habis, kita tidak menghasilkan sampah baru.

 

3. Membuang sampah pada tempatnya

Imbauan yang sudah sering kita dengar ini pada praktiknya masih sering kelewat dilakukan. Apalagi di alam yang tidak semua titik tersedia tempat sampah. Kalau sudah begitu, bagaimana? Tetap buanglah sampah pada tempatnya. Jika saat berjalan-jalan, misalnya jalan-jalan di hutan, tidak menemukan tempat sampah, maka bawa dan simpanlah sampah itu sampai nanti menemukan tempat sampah. Jangan buang sampah sembarangan agar tidak mengotori lingkungan. Nggak mau, kan, kalau alam yang indah jadi tercemar sampah atau jadi jelek?

 

4. Membawa trash bag

Ini masih lanjutan langkah sebelumnya. Biasanya manusia malas membawa sampahnya sendiri lalu dibuang sembarangan karena menganggap benda itu kotor sehingga enggan menyimpannya dalam tas atau kantung baju. Supaya sampah tidak mengotori benda lainnya maka ada baiknya untuk menyimpan sampah di tempat terpisah, contohnya di kantung khusus. Kantung ini bisa berupa trash bag, kresek, dan sebagainya.


Jika ingin melangkah sedikit lebih jauh, kita bisa menggunakan tas bekas sebagai wadah sampah. Jadi tidak perlu wadah yang baru, gunakan saja apa yang ada. Kita juga bisa menggunakan kembali plastik-plastik yang biasanya teronggok di pojok lemari. Misalnya plastik bekas kemasan masker atau plastik ziplock kecil yang didapat ketika membeli hijab. Daripada dibuang atau teronggok tak digunakan, ziplock ini bisa dipakai untuk wadah sampah yang ringkas dibawa ke mana-mana. Lebih ringkas dan rapi pula kalau dibawa-bawa.


Penggunaan wadah kembali ini selaras dengan dua poin pertama di prinsip 3R, yaitu Reduce (kurangi) – Reuse (gunakan lagi) – Recycle (daur ulang). Kalau sampahnya kering, wadah ziplock ini bisa banget untuk dipakai lagi karena dalamnya masih bersih.

 

5. Membawa pelindung

Tak hanya alam yang harus dilindungi, tubuh kita pun perlu dilindungi. Berkegiatan di alam berarti banyak berinteraksi dengan matahari dan serangga. Untuk menangkis sengatan sinar matahari, kita bisa kenakan pelindung, misalnya topi. Untuk menepis serangga termasuk nyamuk agar tidak hinggap di kulit, kita bisa gunakan lotion pengusir nyamuk.

 

Biasanya di tempat-tempat yang rimbun seperti hutan atau taman kota ada banyak serangga. Di antara serangga yang aman, ada pula yang mengganggu, salah satunya nyamuk. Belakangan ini sepertinya nyamuk jadi salah satu pengganggu yang sedang banyak muncul. Mungkin karena efek perubahan cuaca. Kalau sudah dikerubungi nyamuk begitu, jalan-jalan pun jadi nggak nyaman. Supaya momen jalan-jalan tetap bisa dinikmati maka menggunakan lotion pengusir nyamuk seperti Dee-Dee Mosquito Repellent.

 

Dee-Dee Mosquito Repellent merupakan lotion anti-nyamuk yang diproduksi oleh ðŸ”—Yuri Indonesia. Lotion ini cocok digunakan untuk anak kecil. Kemasannya berwarna menyala dan berisi 50 gram lotion. Lebih dari cukup untuk digunakan selama perjalanan, bahkan setelah sampai di rumah.



Tekstur

Dee-Dee Mosquito Repellent berbentuk lotion cair. Teksturnya tidak terlalu kental, malah terasa cukup ringan ketika diaplikasikan ke kulit. Juga nggak terasa lengket. Saat saya coba di kulit rasanya pun tidak menimbulkan sensasi panas.

Aroma

Dee-Dee Mosquito Repellent tersedia dalam tiga aroma, yaitu jeruk, stroberi, dan jambu biji/guava. Aromanya enak, segar, dan nggak menyengat. Wanginya juga tercium cukup natural. Kemarin saya berkesempatan mencoba varian jeruk dan guava. Dua-duanya punya wangi seperti aroma jus buah atau minuman segar.

Efek

Lotion anti-nyamuk ini cukup mampu mengusir nyamuk. Ketika saya pakai untuk main ke kebun tempo hari, nyamuk-nyamuk perlahan terbang menghindar. Padahal biasanya baru sebentar saja mereka sudah berdengung berduyun-duyun datang mengincar kulit yang terbuka. Karena nyamuk menghindar, bersantai di kebun jadi lebih nyaman.

Lotion ini bertahan beberapa saat sehingga jika kita lama berada di luar ruangan maka harus dilakukan re-apply selang setelah beberapa jam. Hendaknya kita juga mematuhi petunjuk penggunaan karena ada bagian tubuh tertentu yang harus dihindari dan ada beberapa orang yang penggunaannya dibatasi.

 


Pada dasarnya keberlangsungan hidup manusia amat tergantung pada alam. Kelestarian alam pun separuhnya tergantung pada tingkah laku manusia. Oleh karena itu seyogyanya kita turut menjaga alam, termasuk ketika sedang melakukan perjalanan ke tempat yang tidak kita tinggali.

 

Meski cara yang kita lakukan terlihat amat sederhana dan nampaknya tidak berdampak besar, sedikit-banyak itu sudah membantu untuk tidak mengotori sekitar. Semuanya bermula dari langkah-langkah kecil yang ketika dilakukan oleh banyak orang akan menimbulkan dampak yang signifikan.

 

Tidak ada komentar: