Apa yang bisa dilakukan ketika penat melanda dan rasa ingin
rehat dari rutinitas makin menguat? Berjalan-jalan ke alam bisa jadi salah satu
opsi. Udara yang bersih, lingkungan yang asri, ritme yang lebih santai. Dijamin
pikiran jadi lebih fresh!
Banyak penyebab mengapa alam pegunungan atau pesisir mampu
menenangkan pikiran. Pemandangan yang hijau menjadi sarana cuci mata bagi kita
yang tiap hari sering memelototi layar HP atau komputer. Suara alam yang tenang
beda banget dengan bising kendaraan yang tiap hari didengar. Belum lagi
udaranya yang bersih dan segar, sejuk banget di kulit pun ketika dihirup masuk
ke paru-paru.
Berjalan-jalan ke alam jadi salah satu kebiasaan yang saya
lakukan bila suntuk sudah di pucuk ubun-ubun. Kalau otak sudah nggak bisa
berpikir, inspirasi macet sehingga menulis pun tak bisa, dan hidup serasa amburadul
sampai butuh di-restart, nah, itu tandanya saya lagi butuh rehat sejenak
ke alam. Biasanya kalau sudah jalan-jalan, badan akan terasa lebih rileks dan
pikiran lebih jernih. Ketika kembali ke rumah atau bekerja, rasanya jadi lebih
semangat dan nggak loyo seperti sebelumnya. Jadi lebih produktif, deh!
Sepertinya efek dari kebiasaan ini nggak hanya berlaku di
saya, tapi juga teman-teman. Dewasa ini ternyata kegiatan ini pun jadi semacam solusi
untuk kembali ke alam (back to nature atau healing) di tengah
kehidupan modern yang penuh polusi dan paparan gawai. Bahkan sepertinya cukup
ngetren juga belakangan ini.
Jalan-jalannya bisa agak jauh atau dekat. Kalau punya waktu lebih
bisa banget pergi ke gunung, pantai, atau pedesaan. Kalau waktunya terbatas
kita bisa kunjungi tempat-tempat yang dekat seperti taman kota atau area
sekitar yang masih hijau atau rindang. Jauh atau pun dekat, alam selalu ada di
sekitar kita.
Manfaat
Berjalan-jalan ke alam nggak hanya bermanfaat untuk
ketenangan pikiran saja, tapi juga berdampak positif bagi tubuh kita. Apa saja
manfaatnya?
1. Menyehatkan badan atau fisik
Lingkungan yang lebih bersih dan segar akan menyehatkan badan
kita. Udara yang bersih membuat pernapasan lebih sehat karena udara yang masuk
ke paru-paru tidak tercemar asap polusi. Lingkungan yang memiliki lebih banyak
pohon pun akan menghasilkan lebih banyak oksigen untuk dihirup, plus menurunkan
suhu lingkungan. Hawa yang sejuk terbukti menurunkan risiko terjadinya
penyakit.
Suka atau pernah baca/nonton novel atau film yang ber-setting
abad 19 atau awal abad 20? Dalam cerita-cerita itu sering disebutkan bahwa
salah satu resep dokter yang ampuh untuk tokoh yang sedang dalam pemulihan dari
sakit adalah dengan beristirahat di pedesaan. Di zaman sekarang ternyata saran
tersebut terbukti memberi dampak positif bagi kesehatan tubuh.
2. Menenangkan pikiran dan mengurangi stres
Suasana alam yang tenang membuat syaraf-syaraf kita jadi
lebih santai sehingga bisa mengurangi mood atau suasana hati yang buruk,
bahkan bisa mengurangi gangguan kecemasan. Akhirnya hati pun lebih damai dan
secara psikologis mental kita menjadi lebih baik.
3. Memberi inspirasi atau hal baru
Berjalan ke alam berarti melihat dan merasakan sesuatu yang
tidak setiap hari kita lihat atau alami. Pengalaman ini bisa menambah
perspektif baru untuk kita. Pun jika itu bukan sesuatu yang pertama kali kita lihat
atau rasa, mengalaminya lagi bisa menjadi sumber inspirasi sehingga
meningkatkan kreativitas diri.
Ketika main ke alam, kadang saya teringat hal-hal yang
sebelumnya sama sekali saya lupakan. Di kesempatan lainnya sering pula saya
menemukan hal-hal baru. Misalnya memori bermain air sungai waktu kecil atau
baru mengetahui bahwa sebuah tumbuhan yang saya kira tak berguna ternyata
justru dimanfaatkan warga untuk membuat kerajinan atau hidangan. Perspektif-perspektif
seperti ini menjadi semacam makanan otak yang kemudian memicu timbulnya
inspirasi untuk saya goreskan dalam tulisan atau diabadikan melalui bidikan
lensa. Berjalan ke alam memang eye-opening banget, baik bagi mata atau
pikiran.
4. Melatih kepekaan
Manusia di zaman modern umumnya sudah menerima banyak
stimulus ‘ramai’ dari lingkungan yang bising atau paparan gawai. Berjalan ke
alam yang lebih sunyi membuat kita merasakan kembali hal-hal kecil yang sering
terlewatkan. Sesederhana merasakan buncahnya kebahagiaan ketika bermain air di
sungai. Padahal, tiap hari kita juga ‘bertemu’ air, kan, karena setiap hari
pasti mandi. Namun sensasinya beda.
Untuk anak kecil, melatih kepekaan ini penting karena akan
berpengaruh pada tumbuh kembangnya nanti. Anak-anak yang peka terhadap
lingkungan akan tumbuh lebih baik karena biasa merespons stimulus. Secara mental
pun perkembangannya lebih baik karena bisa memproses perasaan dengan lebih halus.
5. Bonding time untuk keluarga
Berjalan bersama-sama di alam mampu meningkatkan kedekatan. Iya,
sesederhana berjalan secara harfiah tanpa kegiatan tambahan. Kalau ditambah
kegiatan outdoor lain seperti mengamati burung/serangga, bermain air,
dsb, bisa juga. Namun cukup berjalan dan merasakan (mungkin sambil ngobrol
juga) sudah bisa merekatkan kedekatan. Nggak harus dengan keluarga atau anak, dengan
teman, sahabat, atau pasangan juga bisa. Semacam quality time bareng
gitu.
Kembali ke alam atau back-to-nature menjadi salah satu
slogan bahkan gaya hidup yang idealnya lebih sehat. Ketika fisik dan mental
kita lebih sehat, hidup kita akan menjadi realtif lebih damai dan bahagia
sehingga tidak mengganggu produktivitas diri. Ternyata semodern apa pun
manusia, ia tetap butuh terhubung langsung dengan alam.
Kecenderungan manusia untuk selalu terhubung dengan alam ini
punya istilah unik yaitu biofilia. Biofilia menyoroti perilaku manusia
yang tetap mencari lingkungan yang alami atau asri untuk membantu mencari
ketenangan dan kebahagiaan dalam diri. Perilaku ini sudah seperti insting yang
tertanam jauh dalam diri manusia. Konon katanya insting ini terbentuk dulu
sekali saat manusia masih primitif dan hidupnya sangat tergantung pada alam
secara langsung. Sifat ini akhirnya diturunkan sampai sekarang.
Sayangnya kegiatan kembali ke alam terkadang tidak dibarengi
dengan penjagaan alam. Timbul berbagai permasalahan baru yang mengancam kelestarian
alam itu sendiri. Wisatanya pergi ke alam, tapi kemudian justru meninggalkan
sampah atau bahkan melakukan hal yang merusak lingkungan. Nah, supaya perjalanan
kita tidak seperti itu, ada beberapa langkah sederhana yang dapat dibiasakan,
baik oleh orang dewasa atau anak kecil, supaya lingkungan tetap bersih lestari.
Hal-Hal yang Perlu Disiapkan
Idealnya, kita pergi ke alam untuk menjaga kebugaran diri,
untuk menyegarkan tubuh dan pikiran. Namun kita juga perlu menjaga alam yang
kita kunjungi agar tetap bersih dan lestari. Semacam saling jaga antara kita
dengan alam. Alam jaga kita, kita juga jaga alam.
Ada cara-cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga
kebersihan diri dan alam/lingkungan. Ada barang-barang yang perlu disiapkan untuk
mendukung itu. Apa saja?
1. Kenali medannya, kenali kegiatannya
Cara ini dilakukan untuk menjaga diri kita dan rombongan
selama ada di lingkungan outdoor. Kita harus mengenali lokasi atau medannya
terlebih dahulu untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal di luar rencana. Apalagi
jika kita membawa anak kecil.
Misalnya jika berkegiatan di sungai. Kita harus tahu mana
sungai yang aman atau dangkal dan mana bagian yang dalam. Anak kecil harus
diberi tahu supaya aman. Untuk menjaga lingkungan mungkin bisa ditambah dengan
tidak membawa barang atau mainan yang berpotensi menjadi sampah di badan air.
2. Membawa botol air minum
Melakukan kegiatan outdoor tentunya butuh minum yang
banyak agar tidak lemas atau dehidrasi. Oleh karena itu, bawalah air putih! Akan
lebih baik lagi bila membawa botol air sendiri, bukan minuman atau air minum
dalam kemasan. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi sampah botol/sampah
plastik yang jumlahnya makin tinggi dari tahun ke tahun. Dengan bawa botol
minum sendiri, ketika minuman habis, kita tidak menghasilkan sampah baru.
3. Membuang sampah pada tempatnya
Imbauan yang sudah sering kita dengar ini pada praktiknya
masih sering kelewat dilakukan. Apalagi di alam yang tidak semua titik tersedia
tempat sampah. Kalau sudah begitu, bagaimana? Tetap buanglah sampah pada
tempatnya. Jika saat berjalan-jalan, misalnya jalan-jalan di hutan, tidak menemukan
tempat sampah, maka bawa dan simpanlah sampah itu sampai nanti menemukan tempat
sampah. Jangan buang sampah sembarangan agar tidak mengotori lingkungan. Nggak mau,
kan, kalau alam yang indah jadi tercemar sampah atau jadi jelek?
4. Membawa trash bag
Ini masih lanjutan langkah sebelumnya. Biasanya manusia malas
membawa sampahnya sendiri lalu dibuang sembarangan karena menganggap benda itu
kotor sehingga enggan menyimpannya dalam tas atau kantung baju. Supaya sampah
tidak mengotori benda lainnya maka ada baiknya untuk menyimpan sampah di tempat
terpisah, contohnya di kantung khusus. Kantung ini bisa berupa trash bag, kresek,
dan sebagainya.
Jika ingin melangkah sedikit lebih jauh, kita bisa menggunakan
tas bekas sebagai wadah sampah. Jadi tidak perlu wadah yang baru, gunakan saja
apa yang ada. Kita juga bisa menggunakan kembali plastik-plastik yang biasanya
teronggok di pojok lemari. Misalnya plastik bekas kemasan masker atau plastik ziplock
kecil yang didapat ketika membeli hijab. Daripada dibuang atau teronggok
tak digunakan, ziplock ini bisa dipakai untuk wadah sampah yang ringkas
dibawa ke mana-mana. Lebih ringkas dan rapi pula kalau dibawa-bawa.
Penggunaan wadah kembali ini selaras dengan dua poin pertama
di prinsip 3R, yaitu Reduce (kurangi) – Reuse (gunakan lagi) – Recycle
(daur ulang). Kalau sampahnya kering, wadah ziplock ini bisa banget
untuk dipakai lagi karena dalamnya masih bersih.
5. Membawa pelindung
Tak hanya alam yang harus dilindungi, tubuh kita pun perlu
dilindungi. Berkegiatan di alam berarti banyak berinteraksi dengan matahari dan
serangga. Untuk menangkis sengatan sinar matahari, kita bisa kenakan pelindung,
misalnya topi. Untuk menepis serangga termasuk nyamuk agar tidak hinggap di
kulit, kita bisa gunakan lotion pengusir nyamuk.
Biasanya di tempat-tempat yang rimbun seperti hutan atau
taman kota ada banyak serangga. Di antara serangga yang aman, ada pula yang
mengganggu, salah satunya nyamuk. Belakangan ini sepertinya nyamuk jadi salah
satu pengganggu yang sedang banyak muncul. Mungkin karena efek perubahan cuaca.
Kalau sudah dikerubungi nyamuk begitu, jalan-jalan pun jadi nggak nyaman. Supaya
momen jalan-jalan tetap bisa dinikmati maka menggunakan lotion pengusir
nyamuk seperti Dee-Dee Mosquito Repellent.
Dee-Dee Mosquito Repellent merupakan lotion anti-nyamuk yang diproduksi oleh 🔗Yuri Indonesia. Lotion ini cocok digunakan untuk anak kecil. Kemasannya berwarna menyala dan berisi 50 gram lotion. Lebih dari cukup untuk digunakan selama perjalanan, bahkan setelah sampai di rumah.
Tekstur
Dee-Dee Mosquito Repellent berbentuk lotion cair.
Teksturnya tidak terlalu kental, malah terasa cukup ringan ketika diaplikasikan
ke kulit. Juga nggak terasa lengket. Saat saya coba di kulit rasanya pun tidak
menimbulkan sensasi panas.
Aroma
Dee-Dee Mosquito Repellent tersedia dalam tiga aroma,
yaitu jeruk, stroberi, dan jambu biji/guava. Aromanya enak, segar, dan
nggak menyengat. Wanginya juga tercium cukup natural. Kemarin saya
berkesempatan mencoba varian jeruk dan guava. Dua-duanya punya wangi seperti aroma jus
buah atau minuman segar.
Efek
Lotion anti-nyamuk ini cukup mampu mengusir nyamuk. Ketika saya pakai untuk main
ke kebun tempo hari, nyamuk-nyamuk perlahan terbang menghindar. Padahal biasanya
baru sebentar saja mereka sudah berdengung berduyun-duyun datang mengincar
kulit yang terbuka. Karena nyamuk menghindar, bersantai di kebun jadi lebih
nyaman.
Lotion ini bertahan beberapa saat sehingga jika kita lama berada di luar ruangan
maka harus dilakukan re-apply selang setelah beberapa jam. Hendaknya kita juga
mematuhi petunjuk penggunaan karena ada bagian tubuh tertentu yang harus dihindari
dan ada beberapa orang yang penggunaannya dibatasi.
Pada dasarnya keberlangsungan hidup manusia amat tergantung
pada alam. Kelestarian alam pun separuhnya tergantung pada tingkah laku
manusia. Oleh karena itu seyogyanya kita turut menjaga alam, termasuk ketika
sedang melakukan perjalanan ke tempat yang tidak kita tinggali.
Meski cara yang kita lakukan terlihat amat sederhana dan
nampaknya tidak berdampak besar, sedikit-banyak itu sudah membantu untuk tidak
mengotori sekitar. Semuanya bermula dari langkah-langkah kecil yang ketika
dilakukan oleh banyak orang akan menimbulkan dampak yang signifikan.
Tidak ada komentar: