Supaya (Kembali) Suka Membaca - Hijaubiru

Jumat, 12 November 2021

Supaya (Kembali) Suka Membaca




(Judulnya formal & serius amat ya kayaknya, haha. Padahal isinya lebih kayak cerita biasa. Rada template  biar ke-detect SEO aja padahal ya nggak kayak gitu cara mainnya lol  Ilustrasinya juga nggak nyambung)

Okay, back to business.

 

Seseorang pernah nanya ke saya, “Gimana sih biar suka/hobi baca?”

Pertanyaan ini bikin garuk-garuk kepala. Ini sama aja kayak nanya kenapa ada orang yang suka es krim tapi ada juga yang nggak suka; kenapa teman kita ada yang naksir si X dan bukan si Y.

 

Ya karena … emang suka.

Apa rasa suka bisa dipaksakan? Kan enggak. Sama dengan baca buku.

 

Tapi, bukan berarti nggak bisa dibiasakan. Sama kayak kita yang nggak semuanya suka Matematika tapi karena dibiasakan, seenggaknya kita bisa kalau tiba-tiba disuruh ngitung perbandingan senilai (apalagi kalau yang dibandingin itu harga barang di toko online pas event 11.11).

 

Jadi gimana caranya?

Untuk catatan, cara orang beda-beda, yak. Cocok buat saya belum tentu cocok buat ngana. Ini cuma berdasar pengalaman (halah!) personal saya aja sih.

 

1. START SMALL

… tapi rutin. Usahakan sehari baca paling enggak sekali. Nggak perlu lama-lama, 15 menit aja cukup. Dan, nggak perlu panjang-panjang. Baca teks panjang juga nggak apa-apa sih—apalagi kalau enjoy— tapi membaca sedikit ini lebih buat memicu minat baca. Khawatirnya bakal jenuh dan hilang minat kalau ngerasa diwajibkan baca agak banyak.

 

Berapa banyak ‘sedikit’ itu? Terserah. Saya kemarin cuma tiga lembar per hari. Meski kadang karena ngerasa nanggung dan telanjur penasaran jadi dilanjutin lebih dari tiga, hehe. Ini cuma butuh waktu paling lama 15 menit.

 

Kalau dibatesinnya bukan lembar, tapi waktu, gimana?

Ya, monggo kerso, silakan aja. Suka-suka.

 

Cuma kalau pengalaman saya, dibatasi pakai waktu terasa lebih mengganggu. Sedikit-sedikit lihat HP buat lihat waktu (“Duh kok masih lama sih?”). Tapi kadang malah waktu lagi asik-asiknya, alarm keburu bunyi. Jadi keasyikan baca bukunya berkurang. Jadi saya pilih pakai lembar aja.

 

 

2. BACA BUKU YANG DISUKAI

… atau genre buku yang disukai. Atau, buku yang emang pengin dibaca karena penasaran. Supaya ada pemantik: memang suka bacaan itu/penasaran isinya.

 

“Tapi aku sukanya baca komik.”

 

Nggak apa-apa. Baca! Ini kan baru pembiasaan. Nanti kalau sudah biasa, bisa lanjut ke buku-buku yang lebih tebal. Waktu kecil, saya juga juga gitu. Ortu membiasakan dengan buku dongeng bergambar. Lalu waktu agak besar, ke komik tokoh-tokoh dunia dan novel anak. Terus saya melebar ke koran, majalah, dan semacamnya, kemudian berlanjut ke novel teenlit, lalu novel sastra, lalu buku-buku nonfiksi. No problemo, semua bertahap. Yang penting enjoy dulu.

 

Lagipula, komik itu nggak jelek, kok. Banyak komik-komik yang bagus. Bahkan saya pernah nemu komik yang pembacanya kudu mikir dulu, sedangkan ada pula novel yang udahlah isinya nggak jelas, gaya penulisannya kayak anak SD baru belajar ngarang.

 

Saya juga pernah coba baca buku yang masuk kategori must read. Kebetulan semacam buku pengembangan diri yang lagi ngetren gitu lah di kalangan mahasiswa. Banyak teman yang review, “Bagus nih, kamu kudu baca apalagi kamu suka baca!” Terus, saya bacalah itu buku.

 

And then?  Udah seminggu nggak habis-habis, euy. Jangankan habis/enjoy, isi bab yang barusan dibaca aja nggak begitu ngeh, masih nggrambyang. Bukan nggak paham, tapi karena I can’t grasp the idea. Kemudian saya sadar: saya baca itu buku bukan karena pengin/penasaran tapi karena ngerasa kudu baca, ikut tren para pembaca lainnya.

 

Kalau dari awal udah nggak enjoy, ya gimana bisa suka (baca)?

Sama lah kayak naksir orang. 

 

NB: ada sih buku yang sebaiknya dibaca meski kita nggak terlalu pengin tahu. Bisa buku nonfiksi atau fiksi. Kadang saya juga memaksa diri baca buku-buku itu supaya nambah isi otak atau memperluas referensi. Bisa, kok. Masuk ke otak. Cuma nggak masuk ke hati. Nggak apa.

Namun, karena di sini yang dibahas adalah membiasakan membaca, jadi saya saranin supaya cari sesuatu yang bisa bikin suka secara alamiah dulu.

 

 
3. SEDIAKAN BUKU KHUSUS KETIKA MALAS MELANDA

Akan ada waktu saat dalam seminggu full kita malas baca. Atau, kalau programnya harian, ada hari yang sibuk banget atau maleeees banget baca (penginnya main medsos atau main HP aja—ini sih saya, wkwk). Terus gimana biar nggak putus dan bisa istikomah?

 

Biasanya saya sediakan satu buku yang antarbab nggak begitu berhubungan. Maksudnya?

 

Gini. Sebetulnya, saya tipe orang yang nggak bisa kalau baca itu dipotong-potong. Misalnya satu buku dibaca dalam seminggu. Nggak bisa. Soalnya, saya bakal gampang lupa apa yang udah dibaca. Jadi emang harus habis dalam sehari. Max 3 hari. Kecuali textbook dan buku nonfiksi scientific. Makanya dulu, meski bacanya ngejoss, paling seminggu saya cuma bisa baca 1 buku meski sehari langsung habis.

 

Nah, karena saya harus mulai membiasakan membaca dari awal lagi, ya nggak mungkin ritmenya kayak gitu, dong. Jadi untuk menyiasati hari malas baca, saya sedia buku macam kumpulan cerpen/esai/artikel. Nah kalau kayak ini kan, satu cerpen paling 10 lembar bahkan bisa lebih pendek. So yang dibaca lebih pendek, tapi tetap baca.

 

Kalau nggak suka cerpen, gimana?

 

Bisa diganti buku-buku yang ‘babnya adalah pembahasan terpisah’. Selain antologi cerpen, kadang saya baca kompilasi artikel Ekspedisi/Liputan Kompas, misalnya. Atau buku semacam ‘jenis-jenis tumbuhan TOGA Indonesia’, itu kan tiap babnya cuma bahas satu jenis tanaman.

 

 

4. JAUHKAN SUMBER DISTRAKSI

Ini ‘tips’ paling penting, paling krusial, paling esensial.

Jauhkan HP atau matikan internet. Dua itu sih sumber distraksi saya yang paling utama. Bahkan, yang disebut kedua adalah hal yang bikin saya berpindah hati dari buku. Apalagi setelah pandemi ketika harga paket data dan wifi jadi jor-joran murahnya (dulu mah buka Youtube pakai HP aja kalau mepet banget).

 

Duluuu, sebelum harga paket data & wifi ‘semurah’ sekarang, saya suka ngakalin dengan sengaja beli paket data yang memang koneksinya jelek. Jadi memang cuma lancar buat chatting aja. Terus kalau butuh buka web dll gimana? Di kampus. Kalau terpaksa buka web di kosan, paling cuma buka website jurnal yang notabene teks semua jadi loading-nya cepet.

 


5. EBOOK

Gimana kalau masih tetap lebih suka pegang HP?

 

Baca ebook (yang legal). Ada beberapa aplikasi, seperti Google Books dsb. Saya pakai iPusnas. Dia gratis. Selain itu, ada aplikasi perpustakaan lain yang juga gratis, cari aja.

(“Ngantre lama dong?” Kalau buku yang populer, iya. Tapi nggak semua juga. Beberapa buku Dee, misalnya, saya pinjam tanpa antre. Kadang malah nemu hidden gem; buku yg isinya bagus tapi jarang orang cari/tahu. Tanpa antre.)

 

Saya baca ebook via HP kalau lagi males banget baca buku dan seharian lebih sering pegang HP. Mau berpisah, rasanya susah. Tapi saat dipegang, terasa bosan. Sering kan, kita pindah-pindah apps karena bosan sampai mikir, “Buka apa lagi yaa?”

 

Nah, cara ini saya pakai kalau lagi kayak gitu. Daripada random tanpa guna, buka aja apps membaca. Tips ini biasanya saya kombinasikan dengan tips nomor 3 karena moodnya sama: lagi males.


Dan, karena mata saya tipe yang cepat perih kalau baca buku di HP, cara ini lumayan membantu. Tetap baca, tapi nggak terlalu lama.



 

 

==============================

 

 

Mau cerita sedikit. Sebenarnya, udah hampir dua tahunan ini saya nggak melahap habis satu buku. Setahun mungkin cuma tamat 1-2 buku baru. Bacanya juga loncat-loncat aja dan itu buku udah terlupakan bahkan sebelum dibaca separuh. Durasinya pun nggak lama. Satu jam nggak pakai tengak-tengok itu udah rekor banget.

 

Padahal dulu? Satu buku dengan tebal 500 halaman lebih bisa saya lahap dalam sehari. Nggak skimming atau scanning, tapi emang beneran dibaca. Dan, kalau diminta mengisahkan ulang, saya bisa nyeritain detail isinya apa.

 

Karena makin sibuk, kali?

 

Well, no. Malah kayaknya dulu jauh lebih sibuk, secara fisik ataupun otak.

 

Sebenernya udah tahu kenapa, sih …. Tak lain tak bukan: distraksi HP. Scroll medsos (apalagi kalau lagi bangun niche ya kan—alasan aja sih), nonton Youtube, chatting, dll dsb dst. ‘Untungnya’ masih baca juga meski baca komik online yang per episodenya terbit per minggu (sehingga fokusnya cepat loncat ke judul komik lain yang juga lagi update hari itu).

 

Nah itu kan masih baca!

 

Kalau ngitungnya gitu, ya, masih baca. Masih sering baca artikel juga, misalnya yang di-share akun-akun macam NatGeo dkk. Tapi, kan, itu paling cuma 3-5 lembar. Setelahnya langsung ganti baca artikel lain. Jadi durasi fokus baca di satu topik itu nggak lama. Beda dengan buku yang butuh berjam-jam buat stay di satu bahasan.

 

Untungnya sebulan lalu, ada teman-teman yang menggagas program rutin membaca buku sebulan penuh. ODTL namanya, singkatan dari One Day Tiga Lembar (jangan tanya kenapa bahasanya campuran, saya juga lupa kenapa, wkwk). Setiap hari harus lapor mandiri ke tautan yang diberikan: baca buku apa & berapa lembar. Di akhir pekan, laporan itu akan direkap admin dan dibagikan progress membaca tiap orang. Yang dibaca nggak banyak kok, sehari minimal 3 lembar. Dan, idealnya emang membaca tiap hari, tapi kalau bolong juga nggak ada hukuman.

 

Saya mutusin ikut buat membangun kembali kebiasaan membaca. Siapa tahu setelah ada dorongan eksternal a.k.a kewajiban setor, saya jadi lebih ajeg. Dan, kalau berhasil 30 hari tanpa bolong, bisa jadi fondasi buat ngelanjutin kebiasaan baca di bulan-bulan selanjutnya, meski nggak laporan ke admin lagi.

 

Did I manage, considering that I haven’t do it for a long time?

 

Yes. Thankfully, alhamdulillah, walau diwarnai ke-moody-an dan kemalasan. Bahkan bisa habis dua buku 300++ halaman yang salah satunya mampu dihabiskan dalam sehari dengan enjoy dan nggak ngoyo (yep, buku yang pekan kemarin baru saya review di sini, wkwkwk).

 

Dan sisanya adalah buku-buku yang saya baca dengan ‘5 Kiat Agar Suka Membaca’ di atas, wkwk. Jadi ya … emang banyak buku yang dibaca lompat-lompat atau pilih-pilih bab. Ada sih beberapa buku yang full dibaca (tapi tipis).

 

Barangkali ada yang punya kiat lain supaya suka membaca, mangga drop di kolom komentar. Siapa tahu lebih efektif dari cara saya.

2 komentar:

  1. Wah, belum punya kiat lain nih... Saya juga sedang mengumpulkan kembali kesenangan membaca yang sempat ambyar :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk sedikit-sedikit kita kumpulkan keping-keping minat baca yang terserak agar bersatu dan joss lagi baca buku :')

      Hapus